Soroti Masalah Sampah, Ketua DPRD Metro: Kalau Pemkot Tidak Sanggup, Cari Investor untuk Mengelolanya

Soroti Masalah Sampah, Ketua DPRD Metro: Kalau Pemkot Tidak Sanggup, Cari Investor untuk Mengelolanya

Ketua DPRD Metro Tondi MG Nasution. (Ruri/Radarlampung.co.id)--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro diminta mencari solusi ataupun investor guna menangani persoalan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karangrejo, Kecamatan Metro Utara.

Sebab, kondisi TPAS saat ini sudah hampir penuh.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Metro Tondi MG Nasution memberikan saran kepada Pemkot Metro untuk dapat mengundang investor mengelola persampahan.

Menurutnya, usulan pengelolaan TPAS yang diserahkan kepada investor sudah pernah diajukan saat pemerintahan sebelumnya.

BACA JUGA:Wagub Nunik Minta Dorong Hilirisasi Produk Lokal Agar Nilai Bertambah

Bahkan, saat kepemimpinan yang baru oleh Wali Kota Metro Wahdi, usulan tersebut juga sudah pernah disampaikan.

"Kalau pemerintah daerah tidak sanggup, ya cari investor untuk mengelola sampah. Jangan sampai masalah sampah ini ada terus dan berulang,” katanya.

Jika nanti pengelolaan sampah diberikan kepada pihak ketiga, ia mengimbau Pemkot Metro untuk tidak mempersulitnya. 

“Bisa disurvey dulu, lalu tawarkan kepada investor atau pengusaha. Nanti akan banyak yang terbantu. Sampah ini juga bisa menghasilkan nilai ekonomi, jika dikelola dengan baik,” ujarnya.

BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Cairkan Gaji Dua Bulan 1.166 P3K Guru, Ini Nominalnya

Politisi Partai Golkar tersebut juga menyarankan Pemkot Metro untuk tidak memikirkan keuntungan saat diserahkan kepada pihak ketiga.

Tetapi lebih pada upaya Pemkot sendiri untuk memperbaiki lingkungan.

"Kalau tidak buat mesin pengelohan sampah. Kalau kalau tidak sanggup serahkan ke pihak ketiga. Memang bank sampah banyak, kalau tidak dikelola ya sama saja. Karena buang sisanya juga tetap ke TPAS," tandasnya.

Sebelumnya, TPAS di Karangrejo Metro Utara, Kota Metro, Provinsi Lampung, masih terus menerima sampah hingga 80 ton per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: