Barcode Hanya Seremoni, Pengecor BBM Subsidi Masih Leluasa
--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Dugaan penyimpangan BBM subsidi di sejumlah SPBU Way Kanan sudah berlangsung lama. Aturan penggunaan barcode seolah hanya formalitas.
Bagaimana tidak, pengecor tetap bisa membeli berulang kali dengan barcode berbeda. Bahkan ada SPBU yang diduga menyiapkan stok khusus untuk pengecor.
BBM subsidi itu dijual kembali ke pedalaman. Warga desa sulit mendapat BBM langsung di SPBU karena jarak jauh.
“Kalau SPBU dilarang melayani pengecor, bagaimana nasib warga di pedalaman? Mereka juga butuh BBM untuk kendaraan dan pertanian,” kata Joni, warga Negara Batin.
BACA JUGA:Sekwan Lamsel Dicopot, Staf Ahli Bupati Dipilih Jadi Pengganti
Menurut dia, perjalanan dari Pakuon Ratu ke SPBU di Negeri Baru saja sudah menghabiskan bensin.
Di sisi lain, ada SPBU yang hanya melayani pengecor. Stok BBM untuk warga umum selalu kosong.
Salah satunya SPBU di kawasan Gunung Sangkaran. Pertalite di sana hampir setiap hari habis.
Seorang mantan karyawan menyebut SPBU itu rutin menerima kiriman hingga 24 ton pertalite sekali datang.
BACA JUGA:Dua Pelaku Curanmor Asal Lampung Timur Ditembak Polisi Saat Melawan Saat Ditangkap
“Tapi tidak sampai dua hari sudah habis. Kemana minyak itu? Yang tahu operator, satpam, dan pengawas,” ujarnya.
Pantauan lapangan menunjukkan mobil pengecor bolak-balik mengisi dengan barcode berbeda. Petugas tak menghentikan. Posisi kendaraan bahkan diatur agar tidak mencurigakan.
“Masak mobil bolak-balik isi BBM tidak dikenali? Dugaan kuat ada kongkalikong petugas dengan pengecor,” kata sumber Radar Lampung.
Situasi serupa terlihat di SPBU di kawawan Bumi Ratu, Kecamatan Umpu Semenguk. Antrian panjang nyaris setiap hari. Petugas mengaku pasokan BBM berkurang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
