Solar Langka di Tubaba, DPRD Tuding SPBU Jadi Ladang Ngecor Truk
Ilustrasi BBM. (Pixabay/IADE-Michoko)--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, disebut tak mampu memenuhi kebutuhan solar masyarakat.
Pasalnya, pasokan bahan bakar itu setiap hari habis karena banyak truk membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali.
Fenomena itu diungkap anggota DPRD Tubaba, Arib. Ia menduga, minyak eceran yang kini menjamur di berbagai kios berasal dari praktik 'ngecor' kendaraan-kendaraan besar di SPBU.
“Cara paling tepat menurut kami, Pertamina menertibkan penjual minyak eceran di berbagai kios,” kata Arib kepada Radar Lampung, Rabu siang.
Menurut perhitungan dewan, satu truk bisa membeli rata-rata 200 liter solar sekali isi.
BBM itu kemudian dijual ke pengecer di tepi jalan dengan harga Rp9.800 hingga Rp10.000 per liter, jauh di atas harga resmi SPBU yang Rp6.800 per liter.
Akibatnya, masyarakat umum sulit mendapatkan solar maupun Pertalite.
“Ini yang merugikan masyarakat. Harus ada langkah serius dari Pertamina agar pengecer tidak semena-mena menjadikan kelangkaan BBM sebagai ladang usaha,” ujar Joko, anggota DPRD Tubaba lainnya.
BACA JUGA:Promo Indomaret Sarapan Hemat Rabu 20 Agustus 2025, Diskon Kopi Hingga Roti Siap Jadi Hidangan
Joko menilai, solusi jangka panjang bisa berupa pemberian legalitas khusus bagi pengecer tertentu.
Dengan begitu, BBM yang beredar di pasaran dipastikan berasal dari Pertamina, bukan minyak mentah yang kerap merusak kendaraan.
“Kalau ada legalitas, pengecer resmi bisa terpantau, dan masyarakat mendapat jaminan kualitas,” katanya.***
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
