Ini Menurut Ahli Bahasa sehingga Kasus Bima Dihentikan

Selasa 18-04-2023,18:12 WIB
Reporter : Syaiful Mahrum
Editor : Yuda Pranata

Merujuk pada Pasal 28 ayat 2 UU ITE, yakni Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), kata Dajal yang digunakan oleh Bima Yudho Saputro pada kalimat yang diucapkannya tidak merujuk pada suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

BACA JUGA:Jelang Lebaran 2023, Ini Pesan Eva Dwiana

"Tidak ditemukan juga kalimat lain yang memiliki makna yang dapat menimbulkan rasa benci atau permusuhan berdasarkan SARA. Kesimpulannya, kata Dajal merujuk kondisi yang menyebabkan Provinsi Lampung tidak maju. Kata Dajal muncul karena kekecewaan Bima terhadap segala ketidakberesan, baik birokrasi, infrastruktur, dan pejabat korup yang ada di Lampung. Selain itu, kata kunci dalam Pasal 28 ayat 2 UU ITE adalah 'suku, agama, ras, dan antargolongan. Bima adalah seorang individu yang berasal dari Provinsi Lampung. Sementara, antargolongan berarti golongan dengan golongan. Hal ini juga menyebabkan unsur Pasal 28 ayat 2 tidak terpenuhi," ungkapnya. (*)

Kategori :