Soal Pengecoran BBM, DPRD Tulang Bawang Barat Ambil Langkah Ini

Soal Pengecoran BBM, DPRD Tulang Bawang Barat Ambil Langkah Ini

Wakil Ketua 1 DPRD Tubaba Busroni menyatakan, dalam pekan ini pihaknya akan berkomunikasi dengan pemerintah daerah dan pengelola SPBU untuk menyelesaikan soal pengecoran BBM. --

"Nah ke mana BBM itu mereka bawa. Untuk siapa. Karena biasanya setelah motor tersebut terisi penuh, maka akan langsung menuju belakang rumah warga. Di situlah minyak disedot untuk dikumpulkan dan kemudian diambil oleh pengepul," sebut Paisol, anggota DPRD lainnya. 

BACA JUGA: Wow! Kendaraan Bebas Ngecor BBM di Tulang Bawang Barat

Sementara Muamil, anggota DPRD lainnya juga mengatakan, berdasar pantauan pihaknya, mobil dan motor yang mengantri setiap pagi kebanyakan kendaraan sama. 

"Masa iya, motor Thunder menghabiskan minyak 15 liter per hari. Jalan ke mana mereka itu," ungkap Muammil dengan nada tanya. 

Diketahui, dua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Tulang Bawang Barat (Tubaba) diduga menjadi sasaran pengecor BBM jenis Pertalite dan Solar. 

Modusnya, mengisi bahan bakar minyak (BBM) berulang kali menggunakan mobil dan motor dengan tangki yang sudah dimodifikasi. 

BACA JUGA: Sedih! Nenek di Lampung Barat Temukan Suami Tewas di Jurang

Seperti terjadi di SPBU simpang PU Tiyuh Chandra Mukti, Kecamatan Tulang Bawang Tengah dan SPBU Kali Miring, Kecamatan Tumijajar, Tubaba. 

Berdasar pantauan Radarlampung.co.id di dua lokasi tersebut dalam satu pekan terakhir, motor jenis Suzuki Thunder bisa berulang kali mengantre Pertalite di SPBU. 

Sebagian besar kendaraan tidak memiliki nomor polisi. Kalaupun ada, hanya separuh pelat nomor atau tidak terlihat jelas. 

"Kami berharap agar pihak kepolisian mengintai masing-masing kendaraan tersebut. Karena disinyalir itu menjadi alat pengecoran bahan bakar dari SPBU," kata Suhaimi dan Abu Tamrin, warga yang mengeluhkan panjangnya antrean di SPBU. 

BACA JUGA: Wanita Penembak Suami di Mesuji Tertangkap Sedang Nyabu

Seringnya para pengecor yang menjadikan kegiatan tersebut sebagai usaha, membuat banyak warga yang tidak mendapatkan BBM. 

"Mereka ini mengantre sampai minyak habis. Harusnya motor Thunder ini mengantre di jalur mobil. Jika mengikuti jalur motor, maka mereka bisa 4-5 kali mengisi BBM, sehingga satu motor bisa menghabiskan 60-75 liter," sebut Iyan, warga Pulung Kencana yang sering kali melihat pemandangan tersebut saat mengisi bahan bakar mobilnya.

Seharusnya, pihak SPBU juga memperhatikan para pengecor tersebut. Jika sudah lebih dari dua kali, maka seharusnya petugas menghentikannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: